Usia Lanjut, Matang dan Dewasa   

Dalam rangka ulang tahun ke-106 (22 Juni 1917 – 22 Juni 2023) Paroki Bunda Maria Garut, BUMARGA, mengadakan perayaan bersama umat. Ada dua agenda besar yang melibatkan hampir seluruh umat, yakni Ziarah ke Taman Doa Bunda Maria Cirebon (24/6) dan Perayaan Ekaristi (25/6). Ziarah paroki memberangkatkan 4 bus dari 8 lingkungan yang ada, termasuk 1 mobil dari stasi Sumedang. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, tiba di lokasi, peziarah langsung berkumpul di aula. Setelah jeda sejenak lalu diadakanlah hening meditasi dan perayaan ekaristi dipimpin oleh Pastor Vincentius Dwi Sumarno, Pr, Pastor Paroki. Usai Ekaristi para peserta diberikan waktu doa ziarah pribadi dan makan siang, untuk kemudian kembali ke Garut pada sore hari .

Pada hari berikutnya, di gereja paroki diselenggarakan Perayaan Ekaristi syukur dengan konselebran Pastor Vincentius Dwi, Pastor Antonius Haryanto, dan Pastor Fransiskus Samong. Busana daerah dikenakan umat, juga iringan koor yang menyanyikan lagu-lagu misa dengan nuansa daerah, serta kreasi tari-tarian perarakan pembuka, persembahan dan penutup, menambah kemeriahan perayaan ekaristi.

Dalam pengantar Pastor Dwi mengungkapkan bahwa 106 tahun adalah usia yang bukan anak-anak, remaja atau dewasa, melainkan usia yang sudah lanjut, lebih matang dan dewasa, sudah makan asam garam dalam kehidupan pelayanan di Gereja. Sementara Pastor Samong dalam homilinya mengajak umat untuk lebih aktif dan terlibat baik di Gereja maupun di masyarakat. Ungkapan syukur juga ia sampaikan bahwa seluruh umat mampu menghidupi iman dan pelayanan, baik dalam diri sendiri maupun komunitas hingga sampai 106 tahun. Dengan rahmat Allah, umat Paroki Garut diminta terus mengembangkan pelayanan dan tidak merasa takut karena Tuhan senantiasa menyertai segala bentuk pelayanan dengan keanekaragaman yang ada.

Pastor Harry, juga mengucapkan proficiat untuk paroki Garut. Usia 106 tahun boleh tua, tapi makin tua makin keladi. Tetap optimis dan berani memastikan bahwa nafas, spirit dan staminanya adalah muda. Inilah yang membahagiakan dan membanggakan kita. Selain itu dengan warna-warni keanekaragaman, nampak dalam pakaian umat, menegaskan bahwa gereja katolik membuka diri dan terbuka bagi siapa saja, satu Indonesia dengan banyak ragam dan saling menerima satu sama lain.

Perayaan Ekaristi juga dihadiri oleh perwakilan FKKG, agama Budha, Hindu, dan Konghucu, serta perwakilan FKUB Kabupaten Garut. Setelah Perayaan Ekaristi, dilanjutkan dengan perayaan HUT, tiup lilin, potong kue, dan ramah tamah di aula bawah. Berbagai tampilan hiburan disajikan dalam perayaan ini yang dimeriahkan juga dengan rampak kendang persembahan SD Yos Sudarso Garut.***

Yundy, Komsos Bumarga