Jambore Keluarga Dekanat Bandung Selatan

Tim Fokus Pastoral Keluarga Keuskupan Bandung menyelenggarakan Jambore Keluarga untuk Paroki-paroki Dekanat Bandung Selatan. Kegiatan berlangsung pada tanggal 21-22 Oktober 2017 diikuti oleh sekitar 50 keluarga, perwakilan dari Paroki HTBSPM - Buah Batu, Paroki St. Martinus - Margahayu, Paroki Paulus - Moh. Toha, Paroki St. Gabriel - Sumber Sari, dan Paroki St. Michael - Waringin. Di kawasan Natural Hill Lembang selama dua hari ini keluarga-keluarga mengikuti rangkaian acara yang sudah disiapkan oleh tim fasilitator.

Selama tiga tahun ini tema fokus pastoral Keuskupan Bandung adalah "Keluarga Katolik: Sehati Sejiwa Berbagi Sukacita". Fokus keluarga ini direalisasikan dalam beberapa program baik di tingkat keuskupan, paroki, dan lingkungan. Salah satu kegiatan adalah Jambore Keluarga yang diselenggarakan di paroki maupun dekanat. Di sini keluarga diundang dalam suasana kebersamaan mengikuti aneka kegiatan yang menyenangkan sekaligus meneguhkan. Melalui kegiatan ini diharapkankeluarga-keluarga katolik terus menjadi teladan dalam perziarahan membangun komunitas kecil sebagai umat beriman. 

Tema jambore ''Aku Rindu Makan Bersama'' menjadi inspirasi yang baik bagi keluarga-keluarga. Seperti apa yang sudah disampaikan oleh Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto OSC, bahwa salah satu persoalan keluarga saat ini adalah komunikasi dan relasi anggota keluarga yang semakin bias dengan berbagai macam kesibukan masing-masing. Apa yang biasa dilakukan di keluarga-keluarga tetapi sekarang sudah sangat jarang dilakukan oleh keluarga-keluarga modern, seperti masak, makan bersama. Pada kesempatan itu keluarga-keuarga akan menikmati kembali yang sebetulnya merupakan kegiatan inti dari sebuah keluarga, tetapi karena kehidupan modern, orang ingin praktis, membeli makanan, makan sendiri-sendiri di tempat masing-masing, lalu malam berkumpul pulang kerja pulang sekolah, lalu tidak ada kesempatan untuk bertemu. Ini justru untuk mengingatkan kembali, ini loh hakekat keluarga yang sesungguhnya. Ini yang berharga justru sudah ditinggalkan dan diganti oleh hal-hal lain.

Meski awalnya sempat digujur hujan lebat, peserta mengikuti dengan sangat antusias. Ada beberapa dinamika kelompok yang disiapkan sedemikian rupa agar komunikasi dan relasi dalam keluarga atau antar keluarga semakin diteguhkan. Yang menarik di sini adalah kesempatan keluarga untuk memasak bersama dalam satu keluarga. Para bapak ditantang untuk memasak kali ini. Kerjasama antar anggota keluarga pun dibuktikan dalam mempersiapkan sajian sampai selesai. Segala perdebatan, kegaduhan, dan kepanasan akhirnya luluh menjadi sukacita ketika makanan sudah selesai tersaji dan siap disantap bersama bersama keluarga.

Rangkaian acara Jambore Keluarga ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dimpin oleh Romo Fabianus Muktiyarso sebagai Dekan Bandung Selatan bersama Romo Maman OSC dan Romo Antonius Dengu Blikon SSCC. Di penghujung ekaristi anak-anak menyerahkan surat cinta kepada orang tua dan demikian juga orang tua meyerahkan surat cinta kepada anak. Suasana sangat mengharukan penuh kebahagiaan manakala cinta anak dan cinta orangtua dipertemuan. Inilah komitmen yang selama ini terus dijaga dan dibina. Hidup dalam keluarga memang tidak sertamerta mudah, namun setiapkali keluarga diingatkan akan komitmen yang sudah dibuat dari awal. Keluarga diharapkan menjadi gereja kecil yang senantiasa memancarkan sukacita.