ADMIT ME FOR MY ABILITIES, NOT DIABILITIES

ADMIT ME FOR MY ABILITIES, NOT DIABILITIES

Itulah pernyataan penutup dari Stella Hardja, yang mengutip dari rekan disabilitas Aria Pratama, yang menjadi salah satu narasumber dalam webinar Tim Fokus Pastoral Keuskupan Bandung, dengan tema Tetap Aktif Kala Pandemi. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2020 ini dimoderatori oleh Salomo Marbun, Koordinator Program Caritas Bandung, memanfaatkan platform Zoom.

Hadir sebagai narasumber Yohanes Ngaga (Blogger Low Vision, Keuskupan Bandung), Paulus Ganesha (founder KamiBijak, Keuskupan Agung Jakarta), Christianto Harsadi (fotografer Tuli, Keuskupan Agung Semarang), dan Stella Hardja (COO and Teacher of Code for Social, Teacher of Kodekiddo and Makerkiddo Bandung, Keuskupan Bandung).

Pada sesi pertama, Yohanes Ngaga yang biasa disapa Anis membagikan pengalamannya selama pandemi. Mahasiswa Uninus Bandung ini bercerita selama pandemi dia aktif menulis di blog pribadinya yang terinspirasi dari pengalaman hidupnya sehari-hari. Sementara itu, Paulus Ganesha berkisah tentang KamiBijak (Kami Berbahasa Isyarat Jakarta), sebuah laman internet yang memberi kemudahan akses informasi daring ramah disabilitas terutama bagi mereka yang keterbatasan pendengaran (Tuli) melalui media visual dalam bentuk video Bahasa Isyarat dan Teks.

Laman ini menyediakan banyak program untuk teman-teman tuli dan juga sudah melakukan liputan-wawancara kepada Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’aruf Amin, serta tokoh masyarakat lainnya. Dalam penjelasannya, Paulus menyampaikan bahwa KamiBijak juga menerapkan protokol kesehatan selama di kantor dan meliput kegiatan serta pembuatan konten.

Pada sesi kedua, hadir Christianto Harsadi, yang biasa disapa Anto membagikan pengalamannya sebagai fotografer. Selama pandemi, sosok yang pernah membantu menjadi Official Photographer Asian Para Games 2018, ini juga aktif membagi ilmunya melalui platform digital. Berbagai karya Anto dibagikan dalam paparannya. Pemuda yang juga pernah menjadi kontestan fotografer disabilitas pertama dan satu-satunya di Asia dalam sejarah Photo Face-Off tahun 2016 berpesan kepada peserta untuk tetap produktif dan kreatif selama pandemi dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Stella Hardja, umat Paroki Bunda Tujuh Kedukaan Pandu, berbagi pengalaman dan perjuangannya mengembangkan start-up Code for Social yang menjadi wadah teman difabel belajar komputer dan basic coding sehingga dapat menjadi lebih mandiri. 2 sekolah luar biasa, di YPAC/SLB Bagian D Jl. Mustang dan SLB-B Sukapura. Code for Social selama pandemi juga tak lepas dari tantangan menyampaikan materi yang mesti melalui tatap muka. Walau demikian, para peserta didik tetap semangat dan justru terus memberikan harapan kepada penggerak Code for Social untuk menggali cara baru. Akhirnya diselenggarakan kuis tiap minggu sehingga rekan-rekan tetap produktif.

Stella mengajak peserta untuk tidak menyerah dan terus meyakini bahwa kondisi pandemi akan berakhir. Stella juga mendorong untuk terus mengggali potensi dan selalu setia dengan tindakan kecil karena kelak akan membawa perubahan besar.

***bobby