Saudara dalam Satu Panggilan Imamat

Misa Krisma Keuskupan Bandung tahun 2024 dirayakan di gereja Katedral, Santo Petrus Bandung (27/3) dan ditayangkan secara virtual melalui kanal Youtube Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Bandung. Sebanyak 106 pastor (imam diosesan dan imam religius dan empat diakon (dua diosesan Bandung, dua OSC) turut merayakan Misa Krisma dengan selebran utama Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC. Para konselebran adalah para imam yang merayakan imamat 25 tahun. Petugas liturgi berasal dari Dekanat Bandung Selatan. Ritus penting pada Misa Krisma, yaitu: pembaruan janji imamat, serta pemberkatan minyak suci (minyak pengurapan orang sakit, minyak katekumen dan minyak krisma)

Antusias umat dalam merayakan Misa Krisma ini terlihat dari kehadiran para frater, biarawan, biarawati, serta umat yang memenuhi gereja Katedral Bandung. Sebanyak 50 orang Muslim yang berasal dari Tasikmalaya, Ciamis, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati, Bandung turut hadir dalam Misa Krisma walaupun mereka masih menunaikan ibadah puasa. Bapak Uskup menyatakan bahwa kehadiran para umat Muslim menjadi berkat bagi semua terutama para imam.

Sehari sebelummya, para imam mengikuti rekoleksi bersama RP Armada Riyanto, CM yang mengusung tema Fiat Imamat. Sedangkan pada sesi pagi, Antonia Dwi Woro didaulat menyampaikan materi mengubah hal negatif menjadi hal positif dengan senantiasa memikirkan tujuan hidup dan hal yang diwariskan bagi umat dan masyarakat.

Mgr. Anton menyampaikan dalam homilinya bahwa pada tahun ini, para imam merenungkan kedekatan para imam dalam presbyterium, komunitas yang disatukan oleh martabat imamat entah itu diosesan atau religius. Para imam adalah orang yang diurapi oleh Roh Kudus. Saat menjelaskan persaudaraan para imam tentang perjalanan menuju kesucian, kesucian itu tidak dapat diraih seorang diri, tetapi harus diraih bersama. Jika seorang imam ingin berjalan cepat dan jauh, maka berjalanlah bersama imam dan umat dengan semangat sinodal. Tanda persaudaran sejati adalah madah kasih Paulus (bdk 1 Kor 13:1-13). Ia mengutip “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”(1 Kor 13:4)  Salah satu akar permasalahan dari persaudaraan para imam yang ditekankan Paus Fransiskus adalah iri hati. Iri hati bersifat destruktif, pintu kehancuran, dari situ lahirlah gosip yang mampu membunuh karakter seseorang. Imam perlu memiliki kerendahan hati, belas kasih dan pengampunan. Kasih bukanlah mimpi, melainkan rahmat yang perlu dikembangkan dalam persaudaraan para imam, sehingga hidup para imam memberikan kesaksian eskatologis (kehidupan surgawi) dihadirkan di tengah dunia. Para imam yang berkarya di Keuskupan Bandung, karena memiliki visi, misi dan fokus pastoral yang sama boleh melayani di manapun tanpa izin dari uskup maupun pastor parokinya. Pastor yang bersangkutan hendaknya tetap berkomunikasi dengan pastor paroki dalam menjalankan tugasnya ini. Para imam adalah saudara dalam satu panggilan imamat.

Sebelum berkat penutup, Mgr. Anton menyampaikan terima kasih atas kesetiaan dan kesaksian para imam atas hidup dan karya selama ini. Ucapan selamat ulang tahun imamat ke-25 disampaikan kepada para imam: RP Deddy Riberu SS.CC, RP Nugroho Krisusanto, SS.CC. RP Lambertus Enga Hurint SS.CC, RD Paulus Tri Prasetijo, RP Hadrianus Tejoworo, OSC dan RP Emmanuel Bambang Adhi Prakosa, OSC. ***


Edy Suryatno