Sahur Keliling, Menyapa Kaum Dhuafa

“Berbuka puasa itu tujuannya apa? Tujuan buka puasa itu adalah sederhana yaitu untuk membatalkan puasa. Sedangkan saya mengajak kalian semua untuk sahur, yaitu dengan sahur keliling yang biasa kita lakukan, maksudnya adalah mengajak saudara-saudari berpuasa, bukan membatalkan puasa,” demikian salah satu ungkapan Hj. Shinta Nuriyah Wahid dalam tausiyah buka bersama di Pondok Pesantren Darul Ma’arif Rahayu Kabupaten Bandung. Buka puasa bersama kembali diselenggarakan kelompok kerukunan beragama (Hindu, Budha, Katolik, Kristen) Kota Bandung bersama DR. (HC) Hj. Shinta Nuriyah Wahid (Kamis, 14 Maret 2024) bekerjasama dengan Yayasan Puan Amal Hayati. Panitia mengangkat tema “Puasa adalah Perisai Keserakahan dan Kemungkaran”, dan acara dihadiri sejumlah murid dan pengurus Ponpes Darul Ma’arif, warga sekitar dan para tokoh agama.

Buka puasa bersama yang merupakan kegiatan rutin tiap tahun ini sebenarnya merupakan program Sahur Keliling dari Yayasan Puan Amal Hayati dan Ibu Shinta sendiri yang justru seringkali dilaksanakan bukan pada saat sahur tetapi buka puasa. Sahur keliling sendiri adalah kegiatan yang telah dilakukan sejak 20 tahun lalu ketika Ibu Shinta Nuriyah masih mendampingi Presiden Gus Dur, yang dilaksanakan di Istana Presiden. Sejak dulu hingga sekarang ini, tujuan sahur keliling ini adalah untuk bersilaturahmi dengan para kaum dhuafa yang Ibu Shinta sendiri menyebutnya sebagai kaum marginal; saling bersapa hangat dan memberi senyum manis, berbagi pengalaman dan rezeki.

Sebagai sambutan K.H Sofiyan Yahya M. A., Ketua Dewan Pembina Pondok Pesantren Yayasan Darul Ma’arif Rahayu mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran Ibu Shinta Nuriyah di pondok pesantren ini. Ibu Shinta dalam tausiyahnya menyinggung soal kebangsaan dan kebhinekaan, bahwa sebagai warga bangsa yang hidup berdampingan di masyarakat semua diharapkan untuk saling menghargai, saling menghormati hak-haknya satu sama lain. Keragaman agama, suku, bahasa yang ada di masyarakat dan bangsa Indonesia ini musti diselenggarakan bersama keberlangsungannya, serta diharapkan agar negara menjamin kerukunan dalam hidup bermasyarakat.

Selanjutnya dalam tausiyah ini juga diwarnai berbagai sharing dan tanya jawab dari para peserta yang hadir, baik sharing tentang Gus Dur, tentang keberagaman ataupun tentang situasi masyarakat saat ini. Hianjin, Ketua Walubi (Perwakilan Umat Budha Indonesia) Kab. Bandung mengaku senang bisa terlibat dan diundang dalam acara buka puasa bersama ini. Ia berharap agar kegiatan ini bisa mempererat kerukunan umat beragama, lintas agama, agar kita tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.***

deBritto

Kegiatan i