Pembekalan Pengajar BIA dan BIR Dekanat Barat di Rangkas Bitung

Pembekalan Pengajar BIA dan BIR Dekanat Barat di Rangkas Bitung, Amorpost.com –  Guna mempersiapkan para pembina bina iman anak (BIA) dan bina iman remaja (BIR) Dekenat Barat Barat, Keuskupan Bogor menggelar pembekalan iman yang diracik dalam sebuah seminar sehari yang berlangsung di Goa Maria Rangkas Bitung, Tangerang, Minggu 23 Juli 2017. Kegiatan berlangsung dari pukul 09.00-14.00 WIB.

Tampil sebagai pembicara utama yakni Ibu Monika dan Ibu Margareta Panjaitan dari Tim Kateketik Keuskupan Bogor. Peserta terdiri dari 50 orang pengajar BIA dan BIR dari wilayah Serang, Cikande, Labuan, Parung Panjang, Rangkas Bitung.

Dalam sambutan, Ibu Emilia Lousse Marlina (koordinator KKI-KKM Dekanat Barat Keuskupan Bogor) mengatakan tujuan pembekalan ini adalah untuk kemajuan BIA dan BIR dekanat barat dalam membina dan mendidik iman anak dan remaja.

RD. Garbito Pamboadji (Pastor Dekan Dekanat Barat Keuskupan Bogor) mengatakan Pembinaan pengajar ini bukan kali ini saja, namun akan ada pembekalan selanjutnya.

“Saya ajak para pengajar untuk bekerjasama dengan dekanat dan keuskupan dalan BIA dan BIR dalam mengembangkan iman anak”, kata Romo Garbito.

Sementara itu RD. Andreas Bramantyo mengatakan senang dan bersyukur akan event ini.

“Ini adalah pembekalan pertama yang ada untuk pengajar BIA dan BIR dalam lingkup dekanat, dekanat barat.
Hanya sedikit orang yg memiliki latar belakang kataketik, maka munculah katekis voluntir. Kita butuhkan banyak katekis volunter”, kata pastor Andreas.

Katekis volunter adalah mereka yang tidak punya latar belakang kataketik namun memiliki panggilan untuk melayani menjadi pengajar agama. Guna katekis volunter ini untuk membantu gereja dalam mengatasi SDM pengajar di keuskupan Bogor. Romo Andreas juga mengatakan gereja mendukung kegiatan BIA dan BIR ini.

“Untuk masalah kekurangan dan keterbatasan buku atau modul, pengajar harus mampu berkreasi dengan memanfaatkan teknologi sebagai referensi”, kata Pastor Andre.

Ada juga sesi sharing pengalaman menjadi katekis. Ibu Yani (Pengajar BIA dan BIR paroki Kristus Raja Serang) mengatakan dirinya terjun ke dalam pendampingan BIA dan BIR sudah selama 10 tahun dan setia berkomitmen untuk mengajar.

Bapak Heru (Pengajar BIA dan BIR Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung) mengatakan dalam mengajar modal utamanya itu adalah kemauan.

Ibu Maria Hartini (Pengajar di Stasi Santo Laurensius PRP) mengatakan mengajar itu perlu motivasi yang baik dari awalnya.

“Dari awal keterlibatan dari tahun 2002 di parung panjang mulai dari pengajaran dari rumah ke rumah, sampai kami punya tempat yg baik sekarang. Ada juga anak anak muda yg dulunya murid saya di sekolah minggu sekarang terjun juga menjadi pengajar. Orang muda harus diberdayakan”, kata Ibu Hartini.

Suster Berna (Pengajar Paroki Kristus Raja Serang) mengatakan kebutuhan pengajar pun perlu diperhatikan biaya transport bagi pengajar dan fasilitas. (Linda Wea dan Oldin Baba).