Pengurus Yayasan Salib Suci mengumpulkan sekitar 500 guru dan kepala sekolah salib suci dalam acara temu pendidik inspiratif dalam rangka peringatan 25 tahun perjalanan Pastor Leo van Beurden, OSC bersama Yayasan Salib Suci. Sejak Maret lalu perayaan ini telah dimulai dengan berbagai kegiatan dan akan berpuncak Juni 2024 nanti. Rangkaian acara kali ini terlaksana di BSA (Jumat, 26 April 2024) acara berupa talkshow yang terkait dengan tema “Meningkatkan Level Kompetensi Guru”.
Talkshow menghadirkan dua narasumber, Bukik Setiawan, Ketua Yayasan Guru Belajar dan Anindito Aditomo, Kepala badan standard Assesment dan kurikulum Pendidikan Kemendikbud. Yayasan Guru Belajar adalah rekanan yang sejak lama telah menjadi pendamping Yayasan Salib Suci.
Bukik Setiawan dalam paparannya kurang lebih menunjukkan bagaimana menjadi tenaga pendidik yang harus berorientasi pada peserta didik, tidak melulu menerapkan pembelajaran dari sudut pandang pendidik saja. Salah satunya Bukik mengatakan bahwa Pendidik hendaknya menempatkan anak didiknya setara dengan dirinya; bahwa anak didik juga mempunyai keinginan, aspirasi, pendapat bahkan kreativitas. Dalam diri tenaga pendidik harus selalu tercipta aspek interaksi dan partisipasi dengan anak-anak didik. Di lain sisi ia juga mengharapkan agar sebuah sekolah menjadi suatu komunitas atau keluarga terutama bagi para seluruh tenaga kependidikannya.
Kemudian terkait dengan tema kompetensi, ada satu ungkapan dari Anindito Aditomo, bahwa tenaga pendidik wajib, mutlak untuk memiliki kompetensi, yaitu kompetensi yang tidak hanya dalam satu bidang saja. Bahwa kompetensi pendidik adalah kompetensi yang multidimensi, pendidik hendaklah mempunyai hati terbuka pula terhadap seluruh bidang-bidang pendidikan selain yang menjadi kompetensinya. Pemaparan oleh kedua narasumber kemudian ditanggapi dengan berbagai pertanyaan dari para guru yang hadir, serta dilengkapi dengan closing statement dari nara sumber.
Setelah pada sesi pertama berupa talkshow dan berbagai pertanyaan, pada sesi berikut para guru diajak untuk mengikuti kelas peminatan, dimana masing-masing mengikuti berbagai praktek bidang pendukung edukasi seperti yoga, angklung, aneka kerajinan tangan, dan berbagai dinamika kelompok lainnya. Panitia juga menggelar aneka pameran karya siswa yang dari berbagai unit untuk dikunjungi oleh masing-masing guru tersebut.
Satu ungkapan latarbelakang acara ini disampaikan oleh Carolina Atit, pengurus Yayasan Salib Suci : “Acara talkshow ini digagas dan diwujudkan berdasarkan inspirasi dari Pastor Leo yang selalu mengajak para guru untuk terus mengembangkan diri, berusaha untuk menjadi pribadi pendidik yang menginspirasi bagi para peserta didik, terutama dalam sisi humaniora”. Rangkaian acara temu pendidik inspiratif yang selesai hari ini, kemudian akan berlanjut pada hari berikutnya dengan kunjungan unit-unit sekolah yang ada di Bandung. Para guru dikelompokkan dalam masing-masing jenjang untuk mengadakan semacam micro teaching di sekolah Salib Suci Pandu dan Cimahi. ***
deBritto