Melibatkan Tuhan dalam Mengelola Keuangan Keluarga


Komisi Keluarga Keuskupan Bandung Masih membahas seputar masalah yang timbul akibat pandemi Covid-19, Komisi Keluarga Keuskupan Bandung kembali mengadakan acara Webinar Keluarga “Kreatifitas Mengelola Keuangan di Masa Pandemi” yang diadakan oleh Tim Formatio Keluarga Muda Komisi Keluarga Keuskupan Bandung (6/9). Acara dipandu pasutri Christine Widiapradja dan Irwan dengan menghadirkan narasumber pasutri David dan Jenny Tan, penulis buku “Passing the true Wealth to your Children”.

Webinar dibuka dengan doa dan sambutan dari RD. Wahyu Tri Wibowo, Ketua Fokus Pastoral Keuskupan Bandung dengan harapan semoga acara ini membantu keluarga-keluarga di masa pandemi untuk dapat mengelola keuangan dengan baik dan kreatif mengatasi tantangan. Pastor Wahyu juga menambahkan bahwa Fokus pastoral Keuskupan Bandung yang sedang berjalan berkaitan dengan “Kaum Muda di dalam Keluarga''. Kaum muda yang dimaksud adalah orang muda dan keluarga muda yang menjadi subjek pastoral.

Sebelum Covid-19, Pasutri David dan Jenny Tan berprofesi sebagai promotor event dan MC. Pandemi yang mengakibatkan segala bentuk keramaian dilarang membuat keduanya langsung terkena dampak kehilangan sumber keuangan utama keluarga. Banyak adaptasi kebiasaan baru yang harus dilakukan, harus di rumah saja. Hal yang bisa dilakukan adalah lebih banyak merenung, mencari tau apa yang Tuhan rencanakan.

Dari hasil berproses David dan Jenny mengambil kesimpulan bahwa Tuhan mau kita tidak hanya mengelola keuangan tetapi lebih dahulu mengelola hubungan dengan Tuhan. Jenny mendapati Tuhan mengajarkan untuk setia dengan proses Tuhan. David dan Jenny sebagai orang tua berusaha memperlihatkan relasi orang tua yang tetap baik, saat tidak ada uang kepada anak-anak agar mereka belajar bahwa keadaan tidak selalu baik, tidak selalu sama. Anak-anak diberi pengertian bahwa keuangan sangat berkurang, segala sesuatu harus dibatasi, yang penting bisa makan dan memenuhi kebutuhan dasar seperti listrik.

David Tan membagikan pengalaman mengenai perbedaan yang dialaminya bersama Jenny saat menjalankan usaha menurut pemikiran dan cara sendiri dengan menjalankan usaha yang melibatkan Tuhan. Dengan melibatkan Tuhan, maka kita memulai usaha dengan mindset bagaimana membuat usaha yang mendatangkan manfaat, solusi bagi orang lain dengan memberikan servis terbaik, memberi yang dapat kita berikan, maka uang merupakan bonus yang dengan sendirinya mengikuti.

“Rubahlah motivasi usaha kita, bukan demi keuntungan diri sendiri, tetapi bahwa usaha yang dijalankan adalah titipan Tuhan yang harus kita kelola, jadi yang berjalan maunya Tuhan yang memiliki, bukan rencana dan targetnya saya yang menjalankan, serta selalu berikan yang terbaik yang kita punya” demikian Jenny menambahkan.

Ada 5 hal yang dilakukan pasutri DavidJenny Tan dalam melakukan usaha yang melibatkan Tuhan:

Pertama, Fokus pada Tuhan, jangan pada masalah dan kekurangan yang dihadapi. Ketika kita fokus kepada Tuhan, apapun bentuk usaha, pekerjaan yang kita lakukan akan berjalan sesuai kehendak Tuhan, jangan 29 berpikir dengan cara pikir manusia yang terbatas tentang level dan stigma yang dibangun.

Kedua, Loyal to process, menerima dengan ikhlas keadaan, menjalani dan bersyukur dengan apa yang ada, berusaha mengerti dan mencari tau apa yang Tuhan mau kita lakukan di keadaan sekarang.

Ketiga, Obey that the truth, pada keadaan sekarang tetap lakukan yang benar sesuai firman Tuhan, lebih dekat dengan Tuhan.

Keempat, Real spirit of excellent, lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan dengan keadaan sekarang.

Kelima, serahkan semuanya kepada penyelenggaraan Tuhan, lepaskan, jangan menuntut apapun, lakukan bagian kita dan biarkan Tuhan yang melakukan bagian-Nya

Dengan melakukan kelima hal itu, maka kita dapat melihat dan menemukan SKB yang menjadi peluang usaha di masa pandemi. SKB adalah Apa yang kita Suka, Apa yang kita Kuasai dan Apa yang diButuhkan orang lain. Menghadapi pandemi ini, bila kita fokus pada masalah yang terjadi malah akan menimbulkan keributan tetapi bila kita fokus dengan Tuhan yang ada adalah kedamaian, penguasaan diri, kerendahan hati, kesabaran, serta percaya Tuhan tidak meninggalkan kita maka semua dibukakan bahwa apa yang tidak pernah terpikir itu yang Tuhan sediakan. Dengan melibatkan Tuhan maka hal negatif seperti malu, gengsi akan dimatikan Tuhan sehingga kita dapat lancar berusaha.

Berikut beberapa hal yang dibagikan David dan Jenny sebagai jawaban pertanyaanpertanyaan yang diajukan :

1. Lakukan seleksi apa yang menjadi kebutuhan, bukan keinginan, prioritas pada hal yang pokok.

2. Bila belum menemukan usaha apa yang dapat dilakukan maka coba sharing dan saling membantu dalam komunitas.

3. Proses mengenal Tuhan itu bukan sebentar, manusia pada dasarnya seperti Thomas yang maunya melihat dulu baru percaya tetapi kita harus mengikut sabda Yesus agar percaya walaupun tidak melihat. Bacalah firman Tuhan agar lebih mengenal dan lakukan apa yang dibaca.

4. Guna memulai usaha jangan terjebak dengan masalah modal/uang, mulai dari yang kita punya, mulai yang kita suka, yang kita kuasai. Seperti 5 roti 2 ikan, kita mengucap syukur dan melakukan yang terbaik dari apa yang kita punya, dukungan akan datang dari Tuhan lewat siapapun.

5. Bila akan melangsungkan pernikahan di masa sekarang dengan kekhawatiran masalah keuangan, David dan Jenny menjawab bahwa justru saat ini dasar pernikahan, makna hidup berumah tangga diuji. Pasutri diuji untuk berumah tangga dengan “apa adanya” pasangan dan bukan “ada apanya” pasangan.*** Theresia Limanjaya