HASIL SINODE KEUSKUPAN BANDUNG 2015

HASIL SINODE KEUSKUPAN BANDUNG 2015


Dengan rahmat Tuhan Yesus Kristus yang bersabda,
“Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh 15:17)



Pengantar

SINODE: TANGGUNGJAWAB BERSAMA HIDUP MENGGEREJA

Syukur kepada Allah yang telah mengutus Roh Kudus-Nya untuk menerangi Umat Allah Keuskupan Bandung dalam melaksanakan Sinode melalui tiga tahap sidang: Pra Sinode1 (29-31 mei 2015), Pra Sinode2 (11-13 September 2015) dan Sinode (20-22 November 2015). Terimakasih kepada seluruh umat Allah Keuskupan Bandung, terutama kepada mereka, baik imam maupun awam, yang ambil bagian secara aktif sebagai peserta sinode, pendukung, dan panitia pelaksana.

Gereja berkembangmengikuti model GerejaPerdana (Kis 2: 41-47; 4: 32-37) yang para anggotanyasehati-sejiwa berkumpul di bait Allah, bertekun dalam ajaran para rasul dan dalam persekutuan, memecah roti dan berdoa, makan bersama dengan tulus sambil memuji Allah, hidup dalam kasih karuniadan bersatu dalam kesejahteraan bersama, saling membagi dan memberi sesuai dengan keperluan, serta memberi kesaksian akan kebangkitan Tuhan. Buahnya adalahmereka tak ada yang kekurangan, disukai semua orang, dan Tuhan menambah jumlah.

Dalam semangat sehati-sejiwa tersebut, kehidupan Gereja menjadi tanggungjawab bersama di bawah kegembalaan para rasul. Sudah sepantasnya Gereja saat ini pun menjadi tanggungjawab bersama umat dan hirarki di bawah kegembalaan Uskup. Keuskupan Bandung hendak mewujudkan pola tanggungjawab ini melalui Sinode.

Sinode ini dipahami sebagai berjalan bersama dalam menghidupi iman akan Kristus yang direfleksikan, didiskusikan, dan dipikirkan guna menentukan kebijakan Keuskupan untuk 25 tahun mendatang. Dengan demikian, Gereja menjadi rumah doa segala bangsa, di mana Kerajaan Allah terwujud; tempat terbuka untuk berjumpa dengan Kristus yang adalah wajah kerahiman Allah sehingga Gereja menjadi komunitas umat Allah yang memikat dan didengarkan dunia. 

Setelah melalui proses sidang yang panjang, diskusi, serta sharing pengalaman dan informasi, Sinode dialami sebagai pertobatan pastoral bersama secara menyeluruh mulai dari petugas pastoral untuk lebih menekankan pelayanan pastoral yang murah hati berwajah Allah yang berbelas kasih. Dengan begitu, mudah-mudah dengan sehati-sejiwa Umat Allah Keuskupan Bandung saling berbagi suka-cita di antara umat dan kepada masyarakat melalui usaha transformasi kehidupan, yaitu perubahan nyata di bidang spiritual, material, moral, dan sosial.

Dokumen Sinode ini adalah catatan proses dan hasil Sinode yang menggambarkan apa yang terjadi dalam Sinode. Kumpulan catatan ini tidak bermaksud mempersempit kekayaan pengalaman kehidupan menggereja umat Allah Keuskupan Bandung dan kelimpahan rahmat Allah yang penuh kasih selama Sinode. Hasil Sinode ini diharapkan menjadi acuan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pastoral, baik di tingkat Keuskupan, Paroki, Stasi, Wilayah maupun Lingkungan. Para peserta Sinode sendiri adalah dokumen yang hidup, kaya, dan dinamis.

Ut diligatis invicem

+Antonius Subianto Bunjamin, OSC

Uskup Keuskupan Bandung



HASIL SINODE KEUSKUPAN BANDUNG 2015


Menyadari bahwa jati diri Gereja terletak pada sukacita Injil (iman) yang bersumber pada pengalaman perjumpaan dengan Tuhan yang membawa sukacita, dan bahwa sukacita itu merupakan buah dari Roh; serta diinspirasikan oleh Gereja Perdana yang mengalami pengalaman Roh itu dan menyadari sungguh bahwa mereka adalah orang-orang yang dikumpulkan Tuhan dan dikaruniai Roh, yang menggerakkan  mereka berkumpul sebagai orang-orang yang percaya dan bersukacita karena penebusan dan keselamatan oleh Kristus Tuhan; diselenggarakanlah Sinode Keuskupan Bandung 2015 dalam tiga rangkaian persidangan, yaitu Sidang Pra-Sinode 1 (29-31 Mei 2015), Sidang Pra-Sinode 2 (11-13 September 2015), dan SidangSinode (20-22November 2015), semuanya dilaksanakan di Lembang.

Setelah “berjalan bersama”, dan mendengarkan bisikan Roh Kudus yang menyertai perjalanan bersama tersebut, Umat Allah Keuskupan Bandung membuahkan Hasil Sinode Keuskupan Bandung, yang terdiri dari:

1) Kebijakan Pastoral Keuskupan Bandung;

2) Pesan Sinode Keuskupan Bandung  2015.

Sinode Keuskupan Bandung 2015 kiranya menjadi peristiwa iman yang menginspirasi dan menjadi pedoman kita dalam “berjalan bersama” untuk semakin sehati sejiwa berbagi sukacita bersama masyarakat dan alam ciptaan.

 

KEBIJAKAN PASTORAL KEUSKUPAN BANDUNG

Kaderisasi Orang Muda

  • Umat Allah Keuskupan Bandung merevitalisasi dan mengaktualisasi diri menjadi Gereja yang lebih menarik dan nyaman bagi kaum muda.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung melaksanakan kaderisasi kaum muda yang terencana, terstruktur, dan berkesinambungan.

Pastoral Keluarga

  • Umat Allah Keuskupan Bandung mengusahakan supaya keluarga-keluarga Kristiani semakin menghayati nilai-nilai kekudusan perkawinan dan keutuhan keluarga.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung menegaskan komitmennya untuk semakin mengembangkan kepedulian dan keprihatinan terhadap keluarga Katolik dengan menyelenggarakan pastoral keluarga secara terpadu dan berjenjang, termasuk pertolongan kepada keluarga yang mengalami kesulitan.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberikan perhatian kepada keluarga kawin campur.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberi perhatian khusus terhadap peran serta keluarga sebagai Gereja rumah tangga termasuk dalam pendidikan iman.

Dialog dengan Umat Beragama Lain

  • Umat Allah Keuskupan Bandung semakin menumbuhkembangkan dialog dan kerjasama tanpa henti dengan umat beragama dan berkepercayaan lain dalam wujud meningkatkan jalinan tali silaturahmi dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang dilandasi semangat cinta kasih, saling menghormati, dan saling menerima sebagai saudara demi terwujudnya hidup rukun, damai, dan keadilan.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung menyediakan tenaga-tenaga yang terampil dan kompeten berdialog dengan umat beragama dan berkepercayaan lain.

Komunitas Basis

  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan komunitas basis sebagai cara hidup menjemaat yang sehati sejiwa, berbagi sukacita, serta terbuka pada komunitas lain untuk bertemu dengan Allah, serta melayani umat dan masyarakat.

Peran Gembala dan Anggota Lembaga Hidup Bakti

  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan agar setiap imam menyadari dirinya sebagai rohaniwan yang selalu dekat dengan Allah dan dalam seluruh hidupnya melaksanakan tugas mengajar, menguduskan, dan memimpin, serta memiliki semangat berkorban dalam tugas penggembalaannya sesuai tuntutan perkembangan zaman.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan agar para imam dan anggota lembaga hidup bakti melalui kesaksian hidupnya mampu menjadi inspirasi bagi kehidupan iman umat dan menumbuhkan benih-benih panggilan di antara anak-anak dan kaum muda.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan agar para gembala umat senantiasa menampilkan wajah Allah yang berbelas kasih dalam perjumpaan dan pelayanan kepada umat.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan agar para imam berkatekese tentang sakramen sebagai bagian dalam panggilan imamatnya.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan agar para pelayan tertahbis mau dan mampu memahami, mengajarkan, dan merayakan liturgi yang benar, baik, indah, dan berbuah.

Pewartaan dan Katekese

  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberi perhatian khusus pada bidang pewartaan serta katekese dan penghayatan sakramen sebagai bagian penting dalam hidup iman kristiani, khususnya terhadap anak dan kaum muda.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan terjadinya pembinaan iman umat yang berdomisili jauh dari pusat paroki.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan perhatian pada terpenuhinya kuantitas dan kualitas para katekis dan para pewarta lainnya termasuk kesejahteraan dan kehidupan spiritual sehingga kehadiran dan pengajarannya semakin meneguhkan iman umat.

Keterlibatan dalam Masyarakat

  • Umat Allah Keuskupan Bandung yang menyadari dan menghayati sebagai bagian dari masyarakat meningkatkan kesadaran dan kepedulian hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga kehadirannya menjadi perjumpaan yang meneguhkan dan penuh sukacita.

Pendidikan

  • Umat Allah Keuskupan Bandung berkehendak memastikan pendidikan Katolik yang berbelas kasih, berkualitas, dan mengusahakan pendidikan iman dalam kerja sama dengan banyak orang dan lembaga.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung berkehendak menumbuh-kembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap keberlangsungan dan kontribusi pendidikan Katolik dalam masyarakat.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan para imam dan anggota lembaga hidup bakti untuk lebih mendukung karya pendidikan Katolik.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberi perhatian agar mereka yang miskin dan yang berkebutuhan khusus mendapat kesempatan memperoleh pendidikan sesuai kebutuhan.

Pelayanan Kesehatan dan Kematian

  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan agar pelayanan kesehatan terbuka untuk semua lapisan masyarakat sehingga setiap orang dapat mengalami perjumpaan dengan Allah yang menyembuhkan dan menghidupkan.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberi perhatian dan fasilitas pelayanan yang cukup bagi mereka yang meninggal dunia beserta keluarga yang berdukacita.

Dialog dengan Kemiskinan

  • Umat Allah Keuskupan Bandung memperdalam relasi dan kerja sama dengan semua yang berkehendak baik sehingga kesejahteraan masyarakatsemakin meningkat.

Pelayan Liturgi Awam

  • Umat Allah Keuskupan Bandung mengusahakan agar  pelayan liturgi awam sungguh kompeten dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran dan wewenangnya.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung mengusahakan sungguh-sungguh agar semua orang beriman ikut berpartisipasi dalam perayaan-perayaan liturgi secara penuh, sadar, dan aktif.

Dialog Budaya Lokal dan Liturgi

  • Umat Allah Keuskupan Bandung memastikan umat di tempat perutusannya masing-masing semakin melibatkan diri untuk menggali nilai-nilai kearifan budaya lokal yang sesuai dengan nilai-nilai Gereja, termasuk dalam kehidupan liturgi.

Pertobatan Pastoral

  • Umat Allah Keuskupan Bandung melakukan pertobatan pastoral agar semakin mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus sebagai sumber sukacita sejati.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung mengarahkan Dewan Pastoral Paroki dan Dewan Karya Pastoral Keuskupan untuk menjadi lembaga pelayanan pastoral yang murah hati dan terbuka serta tanggap terhadap perubahan zaman yang dijiwai oleh semangat sukacita dan sukarela.

 Ruang Publik

  • Umat Allah Keuskupan Bandung menciptakan ruang publik baru sebagai ruang perjumpaan kehidupan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung mengusahakan revitalisasi dan reorientasi ruang publik yang sudah ada agar dapat lebih memberi harapan dan berbagi sukacita.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberi perhatian khusus dan mendukung mereka yang sudah aktif dalam ruang publik.

Dialog dengan Budaya Modern

  • Umat Allah Keuskupan Bandung mengusahakan dialog dengan budaya modern dengan tetap setia pada tradisi Gereja Katolik.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memanfaatkan media komunikasi dan media sosial modern lain sebagai sarana pewartaan iman bagi banyak orang.

Kesadaran Baru Hidup Ekologis

  • Umat Allah Keuskupan Bandung menumbuhkan kesadaran menuju pertobatan ekologis demi terciptanya kehidupan yang harmonis dengan alam semesta.
  • Umat Allah Keuskupan Bandung memberdayakan umat dalam upaya menciptakan ketahanan pangan bagi seluruh masyarakat dengan menggunakan pola produksi dan pola konsumsi berkelanjutan berbasis kearifan ekologis termasuk pertanian organik.


Pesan Sinode Keuskupan Bandung 2015

Pengantar

  • Kita, Umat Allah Keuskupan Bandung, mengucapkan syukur kepada Allah karena boleh melaksanakan Sinode Keuskupan Bandung dalam 3 kali sidang  pada tanggal 29-31 Mei 2015, 11-13 September 2015, dan 20-22 November 2015 di Lembang.
  • Sinode berarti “berjalan bersama”. Dalam terang bimbingan Roh Kudus, para peserta sinode yang berjumlah 208 orang yang terdiri dari wakil para imam, anggota lembaga hidup bakti, umat paroki, lembaga Katolik di Keuskupan Bandung, dan undangan khusus lainnya merefleksikan perjalanan bersama sebagai Umat Allah Keuskupan Bandung di tengah-tengah masyarakat.
  • Para peserta sinode berhasil mengusulkan 37 kebijakan pastoral yang akan menentukan arah perjalanan Umat Allah Keuskupan Bandung untuk 25 tahun yang akan datang.
  • Dalam sejarah, Keuskupan Bandung telah mengadakan dua kali sinode. Sinode pertama dilaksanakan tahun 1990 dipimpin oleh Mgr. Alexander Djajasiswaja. Sinode kedua dilaksanakan 25 tahun sesudahnya pada tahun 2015 ini dipimpin oleh Mgr. Antonius Subianto, OSC. Di antara kedua sinode tersebut dilaksanakan 3 kali Musyawarah Pastoral yaitu tahun 1999, 2004, dan 2009. Pengalaman dua kali sinode dan tiga kali Musyawarah Pastoral memperlihatkan Umat Allah Keuskupan Bandung yang semakin dewasa, yaitu sehati sejiwa dan siap berbagi sukacita.

Hasil Sinode

Berikut ini adalah rangkuman singkat 37 kebijakan pastoral yang dihasilkan sinode. Kami peserta menyadari bahwa rangkuman singkat ini tidak memuat seluruh kekayaan pengalaman sidang-sidang sinode. Masih akan ada dokumen hasil sinode yang lebih lengkap.

  1. Kaderisasi Kaum Muda. Kita, Umat Allah Keuskupan Bandung, ingin menjadi Gereja yang lebih menarik dan nyaman bagi kaum muda. Untuk itu, akan dilaksanakan kaderisasi kaum muda yang lebih berkesinambungan.
  2. Pastoral Keluarga. Kita akan mengusahakan agar keluarga Katolik semakin menghayati kekudusan dan keutuhan keluarga. Untuk itu, kita akan melaksanakan pastoral keluarga yang terpadu, memberi perhatian kepada keluarga-keluarga kawin campur dan keluarga yang mengalami kesulitan. Kita berusaha mengembangkan keluarga sebagai Gereja rumah tangga, termasuk memastikan terlaksananya pendidikan iman dalam keluarga.
  3. Dialog dengan Umat Beragama Lain. Kita akan terus mengembangkan dialog dan kerjasama dengan umat beragama dan berkepercayaan lain yang dilandasi sikap saling menghormati dan rukun sebagai saudara.
  4. Komunitas Basis. Kita memastikan bahwa komunitas basis adalah cara hidup menjemaat yang sehati sejiwa, berbagi sukacita, dan terbuka pada komunitas lain untuk bertemu dengan Allah serta melayani umat dan masyarakat.
  5. Peran Gembala dan Anggota Lembaga Hidup Bakti. Para gembala dan anggota lembaga hidup bakti menyadari diri sebagai orang-orang terpanggil yang  hidupnya dekat dengan Allah agar menjadi inspirasi iman bagi umat serta dapat menumbuhkan benih panggilan bagi anak-anak dan kaum muda. Para gembala umat juga akan aktif terlibat dalam pewartaan dan katekese serta akan mengajarkan dan memimpin perayaan liturgi dengan benar, baik, indah, dan berbuah.
  6. Pewartaan dan Katekese. Kita akan memberi perhatian penting pada pewartaan dan katekese termasuk katekese sakramen sebagai bagian penting kehidupan umat beriman, khususnya untuk anak-anak dan kaum muda, termasuk bagi umat yang tempat tinggalnya jauh dari pusat paroki. Untuk itu, kita akan meningkatkan kuantitas dan kualitas para katekis dan pewarta lainnya, termasuk memperhatikan kesejahteraan dan kehidupan spiritualnya sehingga kehadirannya semakin meneguhkan iman umat.
  7. Keterlibatan dalam Masyarakat. Kita menyadari sebagai bagian dari masyarakat dan untuk itu berusaha terus meningkatkan kesadaran dan kepedulian bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar kehadiran kita menjadi kehadiran yang meneguhkan dan penuh sukacita.
  8. Pendidikan. Kita memastikan agar pendidikan katolik yang berbelas kasih dan berkualitas, serta pendidikan iman dalam kerjasama dengan banyak orang dan lembaga dapat terselenggara dan berkelanjutan. Para gembala dan anggota lembaga hidup bakti diharapkan ikut memberi perhatian dan dukungan bagi karya pendidikan Katolik.  Kita juga akan memberi perhatian agar mereka yang miskin dan yang berkebutuhan khusus mendapat kesempatan memperoleh pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
  9. Kesehatan dan Kematian. Kita memastikan bahwa pelayanan kesehatan terbuka untuk semua lapisan masyarakat agar mereka yang sakit mengalami perjumpaan dengan Allah yang menyembuhkan dan menghidupkan. Kita juga memberi perhatian dan fasilitas pelayanan yang cukup bagi mereka yang meninggal dunia dan keluarga yang berdukacita.
  10. Dialog dengan Kemiskinan. Kita akan memperdalam relasi dan kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
  11. Pelayan Liturgi Awam. Kita mengusahakan agar pelayan liturgi awam semakin kompeten dalam melaksanakan peran dan tugasnya untuk membantu umat beriman merayakan liturgi dengan lebih penuh, sadar, dan aktif.
  12. Dialog Budaya Lokal dan Liturgi. Kita memastikan bahwa umat di tempat perutusannya masing-masing semakin melibatkan diri untuk menggali nilai-nilai kearifan budaya lokal yang sesuai dengan tradisi Gereja, termasuk dalam kehidupan liturgi.
  13. Pertobatan Pastoral. Kita akan melakukan pertobatan pastoral agar semakin mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus sumber sukacita sejati. Untuk itu, kita mengarahkan agar Dewan Pastoral Paroki dan Dewan Karya Pastoral Keuskupan menjadi lembaga pelayanan pastoral yang murah hati dan terbuka serta tanggap terhadap perubahan zaman yang dijiwai oleh semangat sukacita dan sukarela.
  14. Ruang Publik. Kita akan menciptakan ruang publik baru sebagai ruang perjumpaan kehidupan bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain itu, kita akan melakukan revitalisasi dan reorientasi ruang publik yang sudah ada dan memberi perhatian dan dukungan bagi mereka yang sudah aktif di ruang publik agar dapat lebih memberi harapan dan berbagi sukacita.
  15. Dialog dengan Budaya Modern. Kita mengusahakan dialog dengan budaya modern dan tetap setia pada tradisi Gereja. Kita juga akan memanfaatkan media komunikasi dan media sosial modern lainnya sebagai sarana pewartaan iman bagi banyak orang.
  16. Kesadaran Baru Hidup Ekologis. Kita mengusahakan tumbuhnya kesadaran menuju pertobatan ekologis demi terciptanya hubungan yang harmonis dengan alam semesta. Kita juga mengusahakan terciptanya ketahanan pangan bagi seluruh masyarakat dengan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan berbasis kearifan ekologis termasuk pertanian organik.

 

Penutup

Pada akhirnya, selama sinode sukacita bukan hanya dibicarakan melainkan juga dialami. Laporan dan diskusi bukan sekedar laporan kegiatan melainkan sharing iman akan Kristus yang bangkit dan akan kehidupan bersama sebagai umat dan masyarakat yang diwarnai sukacita.

Kita percaya bahwa para peserta sinode akan menjadi dokumen hidup yang akan terus mewartakan apa yang dialami selama sinode.

Sinode ini juga merupakan pengalaman pertobatan pastoral untuk semakin menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih dalam reksa pastoral Umat Allah Keuskupan Bandung pada semua bidang kehidupan umat dan masyarakat.

Bunda Maria, sertailah dan doakanlah kami, Umat Allah Keuskupan Bandung, untuk semakin sehati sejiwa dan bersedia berbagi sukacita.


Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.

Lembang, 22 November 2015