Keuskupan Bandung - Blog Post

Persaudaraan

Rekoleksi OMK Tasikmalaya

Jan 19, 2020

AKU, KAMU, SATU

Itulah semangat yang dibawa bersama oleh Orang Muda Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya dalam proses Rekoleksi yang diselenggarakan pada hari Jumat sampai Minggu, 17 – 19 Januari 2020 di Bumi Silih Asih Keuskupan Bandung. Sebanyak 40 anak muda berproses bersama rekan-rekan Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung dengan penuh semangat dan sukacita.

Pada hari Jumat, peserta diantar dalam proses Perkenalan dan Pengantar Proses bersama Rm. F.X. Wahyu Tri Wibowo, Pr. Kemudian, peserta diajak untuk mengenal pribadi masing-masing melalui Pengenalan Diri dan kemudian berkumpul bersama dengan rekan-rekan yang memiliki kecenderungan diri yang sama untuk kemudian disampaikan ciri-ciri dari kecenderungan diri tersebut.

Di hari kedua pelaksanaan rekoleksi, rekan-rekan muda Paroki Tasikmalaya ini diajak untuk lebih mengenal dan memaknai Identitas OMK dan komunitas. Setelahnya, peserta diajak untuk berdinamika dalam kegiatan permainan kelompok dengan semangat kerjasama, komunikasi, kekompakan, dan gotong rotong. Proses ini lalu dilanjutkan dengan rekonsiliasi bersama peserta untuk saling mengungkapkan perasaan yang selama ini terpendam dan untuk saling memberikan dukungan dalam proses perkembangan diri dan pelayanan di Gereja. Pada malam hari, peserta diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka melalui Pentas Seni dan tampilan kelompok.

Minggu, 19 Januari 2020 diawali dengan Misa Syukur yang dilanjutkan dengan review proses rekoleksi. Dalam sesi ini, peserta juga ditantang untuk menyusun visi OMK Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. “Menjadi OMK yang lebih maju dan berkembang untuk masa kini dan masa depan Gereja Hati Kudus Yesus Tasikmalaya” menjadi visi yang disusun bersama oleh para peserta. Rekoleksi ditutup dengan evaluasi bersama peserta dan tim Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung.

-bobby-

Warta Utama

Keheningan : Membina Relasi dengan Tuhan

Feb 12, 2024

Keheningan itu bukan sama persis dengan kesunyian seperti yang dipersepsikan orang. Untuk mencipyakan keheningan orang tidak harus mencari tempat terpencil, yang sunyi. Keheningan itu adalah batin sifatnya, yang bisa dicapai dimana pun dalam situasi apapun, sunyi atau ramai. Keheningan tidak hanya tercipta di dalam Biara atau pertapaan tetapi juga bisa diciptakan dalam keseharian, kesibukan dan hidup rumah tangga. Berikut suatu sharingtentang keheningan dibagikan Sr. Yoanita Pauline, OCD, anggota Biara Pertapaan Karmel Lembang, Bandung.

Hening : melihat diri dan relasi dengan Tuhan

Berb...

Warta Utama

Hening itu Berarti Berdamai

Feb 12, 2024

Jika mengambarkan keheningan maka yang terlintas dalam pemikiran adalah suasana yang sunyi, tempat yang dingin dan terpencil. Kebanyakan orang menggambarkan keheningan itu sama dengan kesunyian, padahal itu adalah yal yang berbeda. Keheningan itu bukan berarti kesunyian, tak ada bunyi! Walaupun kesunyian itu dapat dijadikan sebagai sarana sampai pada keheningan. Keheningan itu bukan terutama soal luaran tetapi soal kedalaman batin. Batin yang hening itu, pertama-tama mengatakan ”ya” pada diri sendiri dan tak ada konflik. Jika kita dengan diri sendiri damai, at home, merasa nyaman, maka terjadi...

Bahan Pendalaman Iman

Bahan Pertemuan APP Tahun 2024

Feb 09, 2024

“Mengembangkan Ekonomi Ekologis”

Tema Aksi Puasa Pembangunan Nasional (APPN 2024) adalah “Mengembangkan Ekonomi Ekologis”, yang visi dasarnya berasal dari dokumen-dokumen Paus Fransiskus sendiri. Paus Fransiskus, dalam ensiklik-ensikliknya, menyam- paikan gagasan dasar ekonomi ekologis yang berorientasi pada tujuan-tujuan kemanusiaan. Dokumen tersebut adalah: ensiklik Laudato Si’ (2015), ensiklik Fratelli Tutti (2020), Sambutan Paus tentang Ekonomi Fransiskus (2020), Seruan Apostolik Laudate Deum (2023). Sebelumnya ada Seruan Apostolik Gaudium Avangelii (2013).

Melalui dokumen-dokumen tersebut...

Warta Utama

Tuhan Hadir dalam Keheningan

Feb 09, 2024

Keheningan ada di mana-mana, sekaligus tidak selalu dialami. Adakah keheningan di pasar? Di stasiun kereta api? Di jalan raya? Ada, di semua tempat. Namun tetap saja, kita tidak selalu bisa mengalaminya. Thomas Merton, OCSO (1915-1968) pernah menulis sebuah doa: “Tuhan, Engkau mencipta jiwaku untuk kedamaian dan keheningan-Mu, dan jiwaku terluka oleh kebingungan, oleh kebisingan dosa dan hasratku." Ada sesuatu yang menghambat kita mengalami keheningan, padahal Tuhan menciptakan kita di dalamnya.

Keheningan tidak bisa Dikejar

Mungkin keheningan bukan hanya soal tiadanya bunyi dan suara. Bahkan,...

Budaya

TIDAK APA-APA OLEH APA-APA

Feb 07, 2024

Itulah ucapan terkenal dan populer dari ulama R.H. Hasan Mustofa. Menurut saya itulah bagian dari ngelmu tirakat, mendekatkan diri pada Tuhan. Kehendak-Mu yang terjadi, bukan kehendakku. Pasrah bongkokan pada Tuhan. Berkah dan malapetaka atas kehendak-Nya.
Tidak apa-apa oleh apa-apa, duka-nestapa atau senang bahagia dalam hidupku adalah kehendak Tuhan semata. Gagal atau berhasil, sakit atau sehat, tak punya uang atau bertumpuk rezeki, semuanya adalah kehendak-Nya. Saya hanya bisa menerima. Dalam tirakat, terdapat empat tingkatan hidup. Pertama, hidup berdasarkan perintah agama seratus pers...