Jambore Keluarga ABK

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam kondisi dan situasi tertentu. Peran karakter tiap pribadi didasari oleh harapan dan pola asuh dari keluarga.

Keluarga adalah sebagai tempat yang utama dan pertama dimana anak bertumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun mental. Dalam keluarga pula terbentuk karakter, sifat dan pola pola perilaku yang terdapat dalam diri anak. Peranan orang tua sangat besar dalam hal ini, sehingga terjalin relasi yang baik antara orang tua dan anak. Demikian diungkapkan oleh seorang psikolog tentang peran keluarga terhadap perkembangan anak.

Banyak orang tua berusaha untuk menciptakan keluarga yang harmonis, serasi dan mencoba menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan rohani, oleh sebab itu banyak keluarga melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan relasi antar anggota keluarga. Tetapi banyak pula keluarga yang mempunyai kendala dalam mengadakan kegiatan tersebut.

Selaras dengan harapan mengadakan kegiatan keluarga, beberapa waktu lalu dapat disaksikan kemeriahan, kesan positif serta besarnya manfaat yang dirasakan oleh para keluarga yang mengikuti acara Jambore Keluarga, baik di tingkat Paroki, Dekanat maupun Keuskupan. Timbul keinginan agar Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga mendapatkan kegiatan yang sama dengan Jambore Keluarga bertema “Aku Rindu Makan Bersama”.

Adapun tema yang diambil, “Aku Rindu Makan Bersama” dipilih dengan pertimbangan bahwa saat ini pada umumnya kebiasaan makan bersama di antara keluarga sudah jarang dilakukan, atau mulai hilang. Tidak demikian dengan beberapa keluarga ABK, masih ada keluarga yang memelihara kebiasaan makan bersama, karena ada ABK yang membutuhkan pendampingan untuk kegiatan makannya. Suasana saat makan memang belum tentu tertib, bisa saja berantakan dan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Bagaimana keluarga ABK tetap bersedia memelihara kebiasaan makan bersama, apapun yang terjadi, ini yang akan diperkuat melalui Jambore Keluarga.

Tema makan bersama keluarga berarti menghadirkan Tuhan di tengah keluarga. Tuhan Yesus menyatakan kehadiran dan penyertaanNya melalui acara makan bersama. Dan ibadat kita sebenarnya adalah perjamuan makan bersama.

Berdasarkan kebutuhan tersebut maka Divisi keluarga Percik Insani bekerjasama dengan Komisi Keluarga dan Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung mencoba mengadakan kegiatan bersama keluarga yang mempunyai anak berkebutuhan khusus dalam sebuah kegiatan yang bernama JAMBORE KELUARGA ABK.

Diharapkan dari kegiatan ini keluarga semakin menyadari peran masing-masing, sementara untuk remaja dan dewasa berkebutuhan khusus semakin mandiri dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu tujuan kegiatan ini adalah: mengumpulkan dan menyapa keluarga-keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, terutama yang berada di Dekanat Bandung Selatan, Timur dan Barat. Menggambarkan perhatian dari Gereja terhadap perjuangan keluarga dengan ABK; menumbuhkan kepedulian bersama di antara keluarga, baik dari ayah, ibu maupun saudara kandung (siblings), terhadap anggota keluarga yang berkebutuhan khusus; mengembangkan komunitas (community building) dari keluarga-keluarga katolik di keuskupan Bandung yang memiliki anak berkebutuhan khusus, khususnya dengan memanfaatkan Yayasan Percik Insani sebagai sarana pertemuan. Makin mengembangkan Percik Insani sebagai wadah pelayanan gereja bagi keluarga anak-anak berkebutuhan khusus; dan sebagai sarana rekreasi dan memperkuat kekompakan di dalam keluarga ABK, serta menumbuhkan kebersamaan antar keluarga-keluarga ABK.

Kegiatan Jambore Keluarga ABK terselenggara di Wisma Shalom Cisarua, Kabupaten Bandung pada tanggal 6 – 7 Juli 2019. Didampingi oleh beberapa volunteer dari Komisi Kepemudaan, Komisi Keluarga Keuskupan Bandung, serta STIKES Borromeus kegiatan ini berjalan dengan berbagai dinamika kebersamaan yang reflektif, meriah, dan saling meneguhkan. (***Yunanto)